Mengunjungi Kembali Lubang Buaya (Monumen Pancasila Sakti)

By Hanifah Trya - 21.46

By : Hanifah Trya Imrani / 14614764 (1SA07)


 

Untuk tugas Kepariwisataan kali ini aku mengunjungi wisata sejarah Jakarta khususnya wisata museum. Alasan aku memilih museum ini adalah dekat dengan rumah dan selain itu untuk menghargai tentang adanya museum-museum yang ada di Jakarta dan sekitarnya. Aku mengajak beberapa teman satu kelasku. Kami berencana ke Lubang buaya pukul 10.00 WIB dengan naik motor.

Ternyata lubang buaya sangat mudah untuk diakses karena lokasi Lubang Buaya berada di Daerah Lubang Buaya Jakarta Timur. Bagi yang bukan pengendara motor, kalian bisa naik busway jurusan Pinang Ranti dan menaiki angkot dengan membayar Rp2000 maka akan diturunkan di gerbang pintu Lubang Buaya.
  

Monumen Pancasila Sakti buka setiap hari dari pukul 09.00 sampai pukul 16.00 WIB. Tiket masuk ke Monumen Pancasila Sakti seharga Rp5000 dan cukup murah untuk menambah pengetahuan sejarah dan bukti nyata sejarah ;)
 

Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Museum Pengkhianatan PKI menceritakan sejarah pemberontakan PKI  di berbagai daerah yang dilengkapi dengan foto-foto dan diorama.

 







 



"Terimakasih kepada anda yang telah menyaksikan sebagian dari diorama peristiwa biadab yang dilakukan oleh PKI.
Jangan biarkan peristiwa semacam itu terulang kembali. Cukup sudah tetes darah dan air mata membasahi bumi pertiwi.
Untuk itu pelihara dan tingkatkan Persatuan dan Kesatuan bangsa.
Selamat jalan dan Merdeka !"

Setelah selesai melihat Museum Pengkhianatan, kami menuju area Sumur Maut.


SAPTA MARGA
Sapta Marga :

1. Kami Warga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bersendikan Pancasila.
2. Kami Patriot Indonesia, pendukung serta pembela Ideologi Negara yang bertanggung jawab dan tidak mengenal menyerah.
3. Kami Kesatria Indonesia, yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta membela kejujuran, kebenaran dan keadilan.
4. Kami Prajurit Tentara Nasional Indonesia, adalah Bhayangkari Negara dan Bangsa Indonesia.
5. Kami Prajurit Tentara Nasional Indonesia, memegang teguh disiplin, patuh dan taat kepada pimpinan serta menjunjung tinggi sikap dan kehormatan Prajurit.
6. Kami Prajurit Tentara Nasional Indonesia, mengutamakan keperwiraan di dalam melaksanakan tugas, serta senantiasa siap sedia berbakti kepada Negara dan Bangsa.
7. Kami Prajurit Tentara Nasional Indonesia, setia dan menepati janji serta Sumpah Prajurit.



Sedikit Sejarah cc: Mbah Google

Peristiwa yang Terjadi di Lubang Buaya yaitu setelah para Perwira tinggi Angkatan Darat dijemput secara paksa maka PKI membawa ke suatu tempat untuk disiksa. Para perwira tinggi Angkatan Darat yang dibunuh PKI lalu disembunyikan di dalam sumur tua.
Waktu itu, Sumur di timbun dengan tanah dan sampah serta di timbuni pohon pisang, tanggal 3 Oktober 1965 Lubang Buaya digunakan PKI untuk menyembunyikan ke 7 mayat Jendral Angkatan Darat yang diculik, sekarang sumur itu sudah dibangun dengan bagus. Di sebelah kiri terdapat pohon mangga dan sebelah depan terdapat rumah milik Bapak Harjono yang di gunakan PKI untuk menyiksa dan membunuh perwira Angkatan Darat. Betapa kejamnya PKI karena perwira itu dimasukan ke sumur yang sangat sempit dan dalam. Kita dapat melihatnya sekarang dengan jelas karena sumur tua itu sudah dibangun untuk mengingat kekejaman dan keganasan PKI.

 

Disebelah kanan terdapat pohon mangga, di bawah monumen terdapat relief yang menggambarkan tentang zaman pemberontakan PKI.


Serambi penyiksaan digunakan oleh pemberontak G 30 S/PKI sebagai tempat menawan dan menyiksa Mayor Jendral S. Parman, Mayor Jenderal Suprapto, Brigadir Jenderal Sutoyo, dan Letnan Satu Pierre Tendean sebelum mereka dibunuh dan dimasukkan ke dalam Lubang Sumur. (Ini ada tulisannya sekaligus bahasa Inggrisnya :D)
The tortuting Verandah
On October first 1965, the verandah of this house was used by communist party of Indonesia rebels to arrest and torture Major General S.Parman, Major General Suprapto, Brigadire General Sutoyo, and first lietenant Pierre Tandean, before they were murdered and thrown into waterless well”


Di Desa Lubang Buaya ada tiga buah rumah dan sebuah sumur tua yang di pergunakan PKI sebagai basis pembantaian. Tanggal 1 Oktober 1965 PKI melakukan pemberontakan ke-2 yang di pimpin Letkol Untung serta di tandai gugurnya para Perwira Angkatan Darat yang di anggap sebagai penghalang untuk mencapai tujuan mereka.

https://winnyradc.files.wordpress.com/2013/07/mobil-tua.jpg

Setelah keluar dari area sumur terdapat pelataran yang luas yaitu pelataran Monumen Pancasila Sakti. Di sebelah kanan monumen di gunakan sebagai pembawa jenasah pahlawan revolusi dengan menggunakan kendaraan yang ada di pelataran itu.



Monumen para Jenderal yang dibunuh PKI terdapat di sebelah kanan sumur Lubang Buaya. Di atas patung para pahlawan revolusi terdapat Burung Garuda.
Monumen ini dibuat besar sehingga pengunjung dapat melihat dari jauh tujuh pahlawan revolusi tersebut. Mereka berdiri sangat gagah dan menggambarkan siap berkorban demi tegaknya keadilan.




#WEFIE


Kalau ada yang bertanya buat apa ke Lubang Buaya?
Maka aku menjawab “melihat saksi bisu bukti nyata peninggalan Sejarah”

To let you know why I was so enthusianm to see this monument because I was seeing the monument on TV and when I grow up and staying at Jakarta, it’s a chance for me seeing this through my direct eyes”!! Excited? Absolutly statisfy!!

Bagi yang bingung mengabiskan waktu weekend mau kemana mending ke lubang buaya. Wisata sejarah murah dan mudah di dapat dan terjangkau.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar